Desa Branta Pesisir, merupakan desa terakhir yang dibentuk di wilayah kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Seperti daerah/tempat lainnya, desa ini juga punya sejarah atau asal usul tersendiri, mulai dari nama desa, dusun, asal penduduknya dan sebagainya.
Desa Branta pesisir pada awalnya bernama BANDARAN diambil dari nama tempat Bersandarnya kapal hal ini sesuai dengan kondisi wilayah Desa Branta pesisir yang sejak dulu hingga sekarang merupakan tempat bersandar/berlabuhnya kapal laut, pada Tahun 1932, menurut Bapak Merto Soebroto (seorang keturunan petugas Duana (Syahbandar) Branta pesisir, bahwa istilah “Branta” berasal dari singkatan “PEMBERHENTIAN SEMENTARA”. Hal ini diperkuat oleh Almarhum Bapak Muhaimin (wafat 2008/mantan guru MTs. Al-Amin Branta Pesisir, lebih lanjut beliau mengatakan bahwa Desa Branta pesisir dinamakan “PEMBERHENTIAN SEMENTARA, lain dari pada itu Branta berasal dari istilah “Berangta/Beranta” berasal dari kata Sangsakerta atau bahasa Kawi (bahasa pujangga), yang artinya; asmara, cinta, cinta kasih, dan asyik. Dikatakan demikian, konon Raja Ronggo Sukowati (Raja Islam I Pamekasan), Hampir dalam setiap perjalanan pulangnya dari arah Barat, mesti mampir (berhenti sementara) untuk sekedar duduk di pantai memandang suasana pantai dan lautan yang indah dan mengasyikkan, sehingga membuat cinta akan suasana tempat ini, Branta Pesisir). Dari alasan cerita inilah maka istilah (Berangta/Beranta: cinta Asyik) ini muncul. Sedangkan istilah “Pesisir” diambil karena letak desa ini berada di pesisir pantai. Penggunaan istilah inipun ada dua, ada yang memakai Paseser, ada juga yang memakai Pesisir, kedua kata ini sama, karena Paseser dari istilah Madura, sedangkan Pesisir dari bahasa Indonesia. Dan satu-satunya desa di Indonesia yang disertai nama “Pesisir”.